Waspadai Krayon, Penghapus, dan Spidol

Kamis, 10 Juni 2010



KOMPAS.com — Kalangan pendidik dan orangtua siswa diimbau mewaspadai penggunaan plastik yang mengandung bahan kimia berbahaya pada perlengkapan alat tulis. Salah satu zat aditif berbahaya itu adalah phthalate, bahan pembuatan penghapus yang banyak digunakan siswa sekolah.


Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) tengah mengkaji kecenderungan adanya bahan kimia pada alat kelengkapan siswa dan mainan anak-anak. Kajian dilakukan karena diduga kuat sejumlah alat kelengkapan sekolah dan mainan anak-anak itu mengandung zat kimia berbahaya.

Menurut Head Division of Science and Technology Service LIPI Agus Haryono, bahan plastik berbahaya itu antara lain monomer, zat tersisa yang tidak bereaksi saat pembentukan polimer. Styrofoam adalah salah satu bentuk monomer berbahaya. Selain monomer, zat berbahaya lainnya adalah pelentur plastik jenis phthalate.

Dalam keperluan sehari-hari, phthalate dipakai sebagai pelembut plastik mainan anak-anak, pipa PVC, fraksi minyak dalam parfum, zat tambahan dalam hairspray, zat tambahan pengoles kayu, dan pelentur jok mobil.

"Di dunia alat tulis, phthalate digunakan dalam pembuatan penghapus, untuk melembutkan karet agar mudah dibentuk," ungkap Agus dalam seminar "Alat Pendidikan Sehat bagi Siswa" di Balai Patriot, Kompleks Pemkot Bekasi, Rabu (9/6/2010).

Selain penghapus, alat kelengkapan lain yang patut diwaspadai adalah krayon dan spidol. Krayon diduga mengandung unsur logam berat dan asbestos yang dalam jangka panjang menyebabkan gangguan pada otak, sistem saraf, dan metabolisme tubuh, serta memicu kanker. Sementara pelarut tinta spidol, xylene, bisa menyebabkan gangguan saraf jika terhirup dalam jumlah besar.

Dalam jangka pendek, pengaruh yang bisa dirasakan biasanya anak-anak mengalami mual, muntah, sakit perut, dan diare. Bahan-bahan berbahaya itu bisa masuk ke tubuh anak-anak melalui mulut, saat alat-alat itu dikulum, atau melalui hidung, saat anak-anak menghirup udara di sekitarnya.

"Sampai saat ini belum ada angka pasti korban akibat penggunaan bahan-bahan berbahaya itu. Mungkin karena itu sampai saat ini tidak ada larangan tegas dari pemerintah terkait penggunaan bahan-bahan tersebut," ujar Agus.

Pengurus YLKI, Huzna Zahir, mengatakan, di negara maju penggunaan plastik diatur dengan ketat, sedangkan di Indonesia hingga kini belum ada pengawasannya. Semestinya, kata dia, pemerintah memiliki standar baku yang harus dipenuhi pada mainan dan alat kelengkapan sekolah yang terbuat dari plastik.
(Ditulis kembali oleh pengelola dengan pengubahan seperlunya.)

PENYULUHAN BAHAYA NARKOBA

Selasa, 08 Juni 2010



Hampir setiap hari kita sering disugihi berita tentang penyalagunaan narkoba. banyak sekali korban akibat dari mengkonsumsi narkoba ini, mulai dari usia anak/remaja sampai orang tua, mulai dari siswa sampai mahasiswa, mulai tengah kota besar sampai di pelosok desa.

Saat ini negara kita sudah bukan hanya tempat penjualan (market) tetapi dari hasil penangkapan yang dilakukan pihak kepolisian terbukti bahwa oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab sudah dijadikan sebagai tempat memproduksi narkoba. bahkan banyak sekali yang menjadi jaringan internasional.

Kurangnya informasi tentang bahaya narkoba merupakan salah satu faktor semakin banyaknya pengguna dari kalangan remaja usia produktif (siswa sekolah), oleh karenanya diperlukan kerjasama dari semua lini, mulai dari masyarakat, sekolah, aparat kepolisian untuk mencegah semakin bertambahnya pengguna narkoba, diantaranya dengan penyuluhan di lembaga pendidikan / sekolah, inilah yang saat ini dilakukan oleh UPT SKB Cerme-Gresik bekerjasama dengan Akademi Keperawatan(Akper) Unigres melalui kegiatan KKN Mahasiswa, dengan nara sumber dari Kepolisian Sektor Cerme.



Bertempat di Aula UPT SKB Cerme Gresik kegiatan dilaksanakan dengan diikuti oleh seluruh Warga Belajar Kesetaraan SMP dan SMA se-Kecamatan Cerme, Drs. Taselim, M.Si. selaku Ka. UPT SKB Cerme dalam sambutannya menyampaikan sebuah pepatah "Kalau tak kenal maka tak sayang tetapi untuk Narkoba perlu dikenal tetapi tidak usah disayang". tegas lelaki yang gagah berkumis tebal itu.

Tak kalah serunya AKP Iwan selaku Kapolres Cerme juga meberikan materi betapa pentingnya menghindari narkoba, Dengan yel - yel " Narkoba ...No, Prestasi....Yes.." memberikan semangat kepada seluruh peserta.

Acara ini diakhiri dengan pemutaran video berbagai iklan penolakan narkoba dan kisah nyata perjalanan hidup seorang pecandu narkoba yang drastis.

berikut salah satu video yang diputar untuk peserta.


Bahaya Madu Pada Bayi

Senin, 07 Juni 2010


KOMPAS.com — Madu merupakan salah satu jenis "obat" alami yang sudah terbukti khasiatnya. Salah satu manfaat madu pada anak adalah untuk meningkatkan daya tahan tubuh si kecil. Akan tetapi, secara medis, pemberian madu tidak disarankan untuk bayi berusia kurang dari setahun.

Madu bisa mengandung spora bakteri Clostridium botulinum. Bakteri ini memproduksi zat beracun yang bisa menyebabkan penyakit botulisme pada bayi. Meski kasusnya jarang, penyakit tersebut bisa berakibat serius.

Peringatan akan bahaya madu untuk bayi itu kembali disampaikan para ahli dari The Food Standards Agency, Inggris, setelah terjadinya tiga kasus penyakit botulisme tahun lalu. Sebelumnya dalam kurun waktu 30 tahun hanya terdapat 11 laporan penyakit botulisme.

Pada bayi yang sistem pencernaannya belum sempurna, bakteri Clostridium botulinum bisa berkembang dan memproduksi racun mematikan penyebab botulisme.

Bayi yang menderita botulisme akan mengalami kelemahan otot dan masalah pernapasan. Karena itu, para ibu tidak disarankan memberikan madu, bahkan sebagai obat atau pemanis makanan.

"Bayi berusia kurang dari enam bulan sebaiknya hanya diberikan ASI. Meski madu berkhasiat menyembuhkan batuk, sebaiknya jangan berikan kepada bayi karena botulisme merupakan penyakit serius. Risikonya tidak sebanding dengan manfaatnya," kata Sam Montel, ahli nutrisi dari Food Standards Agency.

Bila bayi sudah diperkenalkan makanan padat, orangtua disarankan untuk menghindari pemanis pada makanan atau memberikan makanan dan minuman manis.

Hobi Olahraga, Anak Lebih Berprestasi


Kompas.com - Rutin melakukan aktivitas olahraga bukan cuma meningkatkan stamina tapi juga bisa meningkatkan prestasi di sekolah. Karena itu para orangtua diajak untuk memberi dorongan dan kesempatan bagi anak-anak untuk mengembangkan aktivitasnya.

"Penelitian menunjukkan olahraga bisa meningkatkan daya ingat dan konsentrasi, serta berpengaruh positif pada perilaku anak di kelas," tutur Rosa Hertamina, psikolog olahraga dari Universitas Tarumanegara Jakarta.

Kegiatan olahraga juga efektif untuk memupuk sikap sportivitas dalam diri anak. "Anak akan diajar untuk menerima keberhasilan atau kegagalan dalam semangat yang positif. Anak juga bisa lebih percaya diri," jelas Rosa dalam acara seminar parenting yang diadakan Frisian Flag di SD Negeri 2 Menteng, Jakarta.

Anak-anak yang menemukan gairah dalam olahraga dapat menjaga semangat ini sepanjang hidupnya menuju masa depan yang lebih sehat. Anak yang sudah dikenalkan dengan kegiatan olahraga juga cenderung akan tetap senang melakukan kegiatan olahraga hingga lanjut usia.

Ada berbagai cara untuk mengenalkan olahraga pada anak. Misalnya dengan mengikutkan anak pada klub-klub olahraga khusus anak dan tentunya dengan bimbingan dan dorongan dari orang tua.

Ditulis Kembali oleh pengelola dengan pengubahan seperlunya..

Penerimaan Siswa Baru Kesetaraan SMP dan SMA UPT SKB Cerme Gresik

Jumat, 04 Juni 2010

UPT SKB Cerme Gresik
Menerima Pendaftaran Siswa baru kesetaraan SMP dan SMA Tahun Pelajaran 2010 - 2011.
Pendaftaran bisa dilakukan setiap hari kecuali hari besar.
di UPT SKB Cerme Gresik.
Jalan Jurit No.02 Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik
telf. 031 7990055/ fax. 0317991502
email:skb_gresik@yahoo.co.id